iBz

ink down the beautiful

Read More

Slide 1 Title Here

Slide 1 Description Here
Read More

Slide 2 Title Here

Slide 2 Description Here
Read More

Slide 3 Title Here

Slide 3 Description Here
Read More

Slide 4 Title Here

Slide 4 Description Here
Read More

Slide 5 Title Here

Slide 5 Description Here

Monday, December 31, 2012

Jack's Book

  http://wwww.jackweil.com/sale-books.html

  http://wwww.jackweil.com/Return-to-Terabithia.html

Read More

Bridge To Terabithia and Jack Weil



When it comes to my life up until now, I prefer not to comment.
Perhaps someday I shall find more reasons to talk about it.  


Bridge to Terabithia makes a direct reference to The Chronicles of Narnia, with Leslie lending the stories to Jess so that he can learn to behave like a king.

"I thought I had made it up. Then, rereading The Voyage of the Dawn Treader by C. S. Lewis, I realized that I had probably gotten it from the island of Terebinthia in that book. However, Lewis probably got that name from the Terebinth tree in the Bible, so both of us pinched from somewhere else, probably unconsciously

Paterson drew inspiration for the novel from a real event that occurred in August 1974 when a friend of her son was struck by lightning and killed.


Read More

Thanks Jack Weil

I want to posting about Jack's Website.

Dear all.Nearly a year ago I announced on my website that I intend to write a book for young people under the title “Return to Terabithia” it was met with positive feedback from you, which I admit gave me much needed energy to finish it on time, as it did. Less than a month is left until the book is released, and therefore, I have two pieces of information - one bad and one good. We'll start first with the bad. But to announce it, I must go back more than two years ago. In mid 2009 I sent a letter to Ms Katherine Paterson asking if she could lend me the words Terabithia written by her for my new book. Unfortunately, I did not receive any reply. Undaunted by this fact, a year later I started to write my third book, hoping that I will obtain such consent. I sent another message, however, it too remained unanswered. In desperation, at the end of June this year, I turned to the author with my request in writing, which I posted on her official Facebook profile. However, again I received no response. In fact, I received it two days later when my request was removed from the author's profile without any explanation. Which is a clear sign for me that the author did not consent to my request. I fully respect this, although I must admit I don't really understand. And even though legally I could use this word, as it has not been reserved, I do not intend to do so. Having no other choice and less and less time for the official release, I am forced to change the cover, which was a guide for you throughout the year. And this is the end of the bad news. The good news is that the book will be released on 1st September and to reward your disappointment, which you inevitably feel right now, I'll only say that I changed the title in such a way so that you received an answer to the most pressing question you have been asking me via email and which I could not answer individually due to the large number of your letters, which I would like to apologize for in advance. Unfortunately, I cannot answer the second equally important question that you ask me, as reading the book would not be interesting in itself. Already on 11th August, I would like to invite you to my website so that you can see the new cover prepared for you. I believe that you will like it as much as the previous one and find it inspiring to read the book written for you. Yours sincerely Jack Weil
 


Well, I’m trapped. 
I wanted to do something good and decided that I’d writea book for children. Perhaps more for youth. 
The most fussy clients in the world. No offense. I’ve always wanted to write, since I can remember.ButI believe books for youth, despite their simplicity, are the most demandingand difficult to write. Praise to all who find enough courage to write them.Though some shouldn’t. 
 
Well, I’ve said the word and it’s time to start this adventure. And because I’m a little vain, I know that I will manage. That’s what I think now, however, I know that while writing it, I’ll have many doubts. Nevertheless, I hope I can count on a little of your support. That you’ll help me defeat the Dark Master. Although the result of this battle has not yet been established.


Eli Wallach has received the Honorary Academy Award. Congratulations!!!
Thank you to all for reading my website and voting. At the same time, we are closing the campaign of the free copy of my book. I hope that those who downloaded it, had a pleasant time reading, but return afterwards to reality :)
   
OK. Let’s begin the campaign Oscar for Eli Wallach. 
He’s a fantastic Actor, so it’s worth doing this for him. 
Remember that you can download the book only after meeting the terms of the regulations contained on both websites:
 www.jackweil.com  
Read More

Sunday, December 16, 2012

Bridge To Terabithia 2 Part.8 Enemies Coming


Chapter 8 (perbaikan): Enemies Coming

"Ayo kita simpan sepeda ini," Kata Bissy. Mereka pun menyimpan sepedaya. "Ayo kita ke Terabithia," Ajak Bissy. "Ayo," Kata Ricky setuju. "Eee, tunggu sebentar. aku mau mengambil bukuku," Kata Ricky. Ricky pun langsung pergi kedalam rumahnya dan mengambil bukunya. "Ayo" kata Ricky. Mereka pun segera jalan menuju Terabithia. Di perjalanan mereka berdua mengobro

l. Tapi, tiba tiba Ricky berhenti. "Kenapa kau berhenti Rick?" Tanya Bissy. Ricky mengambil sesuatu dari sakunya yaitu sepasang gelang berwarna biru. "Bissy, aku ingin memberimu ini, satu untukku dan satu untukmu, agar kita selalu merasa bersama," Kata Ricky. "Darimana kau dapatkan ini Rick?" Tanya Bissy. "Ini sebenarnya untuk sahabatku yang ada di rumahku yang dulu. Tapi karena tidak sempat memberi ini ke dia, jadi aku menyimpannya," Kata Ricky. "Tapi, kalau begitu itu simpan saja untuk sahabatmu yang ada di sana," Kata Bissy. "Tidak, tidak. Aku disini sudah dapat sahabat terbaikku, yaitu kau Bissy. jadi, ini untukmu saja," Kata Ricky. "Emm, yasudah. Terima kasih Rick," Kata Bissy.

Ricky dan Bissy pun melanjutkan perjalanan ke Terabithia. Mereka berlari dan sampailah di jembatan Terabithia. Mereka berhenti dan melakukan apa yang harus dilakukan 'Keep Your Mind Wide Open'. Setelah melakukan itu, mereka masuk ke dalam Terabithia. "Yeah, kita bisa melihat tempat indah ini lagi," Kata Bissy. Mereka berjalan menuju rumah pohon, tapi di sana tidak ada siapa siapa. Ketika mereka sudah hampir sampai di rumah pohon, tiba tiba mereka mendengar suara seperti ada yang berjalan di atas rumput. Mereka mendengarnya dan berbalik badan. Tetapi, yang mereka lihat hanyalah 3 ekor tupai biasa. "aku kira apa,"Kata Bissy. "Sudahlah, ayo!" Kata Ricky. Ketika mereka baru berjalan sebentar, tiba tiba terdengar suara auman. Mereka menyadari itu dan langsung berbalik badan.

Ternyata, suara itu berasal dari tupai tadi. Tupai itu berubah menjadi tupai monster (squogre). "Aaa, tupai monster!" Teriak Bissy. "Ayo lari!" Ajak Bissy. "Tidak" Kata Ricky. "Apa?" Tanya Bissy. "Aku akan melawannya," Kata Ricky. "Hei, kau jangan bercanda. ayo cepat lari!" Kata Bissy. "Aku yakin aku bisa, Bissy," Kata Ricky. Tupai Monster itu bersiap untuk melompat. Tapi, tiba tiba gelang yang dipakai Ricky bergerak seperti menjalar dari ujung jari sampai sikunya Ricky. Ternyata, gelang itu sekarang membentuk seperti sarung tangan yang agak besar. Sambil mengaum, tupai monster itu melompat ke arah Ricky. Denagn sigap, Ricky memukul tupai monster itu sampai menghantam kedua tupai monster lainnya. Akhirnya, ketiga squorge itu pergi meninggalkan Ricky dan Bissy. "Wow, bagaimana bisa?" Tanya Bissy. "Aku tidak tahu," Kata Ricky. bersamaan dengan itu, sarung tangan yang dipakai Ricky kembali seperti semula. "Hei, bagaimana bisa?" Tanya Bissy lagi. "aku benar benar tidak tahu, itu berubah dengan sendirinya," Kata Ricky. "Keren," Kata Bissy. "Semakin seru saja," Kata Ricky.

"Yasudah, ayo kita ke rumah pohon," ajak Ricky. setelah sampai di rumah pohon, mereka berdua langsung duduk. "Hei, kita periksa buku itu yuk. Siapa tau sudah ada halaman 8 nya," Kata Bissy. Tanpa menjawab, Ricky langsung membuka buku biru dari genggamannya. Dia membuka halaman buku itu satu persatu. Ternyata benar, halaman 8 sudah terisi. Isi dari halaman 8 adalah:
DI TERABITHIA, KALIAN AKAN MENEMUKAN SEJUMLAH MUSUH MUSUH YANG CUKUP KUAT. SALAH SATUNYA ADALAH SQUOGRE ATAU TUPAI YANG BERBENTUK MONSTER. DAN MASIH ADA YANG LAINNYA. TAPI INGAT, MUSUH YANG PALING KUAT ADALAH DARKMASTER.

"Squorge ya namanya." Kata Ricky. "Disini dikatakan masih ada musuh yang lainnya, artinya kita masih punya musuh selain si Squorge, kan?" Tanya Bissy. "Benar juga.."Kata Ricky. Disaat bersamaan, dari luar terdengar suara elang. "Elang? aku baru tahu di sekitar sini ada elang," Kata Bissy. "Perasaanku tidak enak.., Ayo kita keluar," Kata Ricky. Ricky pun menutup bukunya dan langsung berlari keluar rumah pohon. sesampainya di luar rumah pohon, mereka berdua langsung melihat ke arah langit. "Itu sekumpulan elang," Kata Bissy. "Aku.. Tidak.. Yakin..," Kata Ricky. Tiba tiba, elang itu terbang ke bawah dan mengarah ke arah Bissy. "Bissy! menunduklah!" Teriak Ricky. Dengan cepat, Bissy langsung menunduk untuk menghindari serangan dari elang itu. "Itu elang monster!" Kata Bissy. "Ya benar. Dan elang itu harus membayar untuk apa yang sudah ia lakukan!" Teriak Ricky. Tiba tiba, muncullah cahaya yang menyerupai busur dan panah dari tangan Ricky. "Wow," Ricky terkagum karena dia bisa melihat senjata yang tiba tiba muncul lagi dari tangannya. Dengan cepat, Ricky langsung menarik panah itu dan melepaskannya. Akhirnya, panah itu mengenai salah satu elang yang ada di langit. "Kena kau!" Teriak Ricky. Tetapi, setelah itu cahaya itu menghilang begitu saja. "Hei hei, nanti dulu aku belum.. Akhh! lupakan," Kata Ricky kesal. "Hei Rick. sepertinya musuh bertambah, nih," kata Bissy. "Ayo kita pergi," Ajak Ricky. Ricky mengambil buku biru yang ada di tanah dan mereka berdua langsung berlari menuju jembatan. Ketika sudah sampai di depan jembatan, Ricky terjatuh dan buku biru itu terlepas dari genggamannya. Akhirnya, buku itu terjatuh ke dalam sungai. "Tidak!!" Teriak Ricky. "Sudahlah Rick. Kita selamatkan diri kita dulu!" Kata Bissy. Mereka pun berlari keluar Terabithia. "Apakah mereka masih mengejar?" Tanya Bissy. "Sepertinya tidak," Kata Ricky. "Huh, akhirnya," Kata Bissy lega. Mereka berdua pun pulang..

To be continued..
Next Chapter: The Guardian Plants

Nb: Ada kesalah di beberapa kata dan ada penambahan pada chapter 8.
Read More

Saturday, November 03, 2012

Bridge To Terabithia Chapter 7

Chapter 7: Never Forgotten

Tak berapa lama, penduduk Terabithia pun bermunculan. "Hei! Kalian siapa?" Tanya Ricky. "Jadi kalian yang dimaksud oleh tuan Jess. Perkenalkan kami adalah penduduk Terabithia," Kata salah satu penduduk itu. "Dimaksud?" Tanya Bissy. "Ya, kata tuan Jess kalau ada orang lain yang ke sini selain tuan Jess, dia akan menjadi pemimpin baru Terabithia," Kata Penduduk itu. 

"Hah? mmm,,, Sebaiknya kita jangan jadi pemimpin dulu, soalnya kita kesini hanya untuk menyelamatkan Leslie," Kata Ricky. "Apa? Kalian akan menyelamatkan Putri Leslie? Kenapa tuan Jess tidak pernah mengatakan ini kepada kami? emmm, sebaiknya kalian jangan coba coba pergi menyelamatkan putri Leslie. Karena kalau kalian mau menyelamatkan putri Leslie kalian harus ke Penjara Darkmaster. Dan, Darkmaster itu sangat berbahaya," Kata penduduk itu. "emm, Kalau boleh tau, Darkmaster itu siapa?" Tanya Ricky. "oh baiklah, Darkmaster itu adalah bayangan hitam jahat yang suka menculik orang untuk dimasukkan ke penjaranya," Kata penduduk itu. "Akhirnya Kita mengetahui itu, kalau begitu kan kita bisa lebih berhati hati," Kata Bissy. " Ya, sepertinya untuk sementara kita tunda saja dulu penyelamatan Leslie ini, kita belum mendapat informasi yang cukup" Kata Ricky.

"Hei, bolehkah kami masuk ke dalam?" Tanya Ricky kepada penduduk Terabithia. "Tentu saja" Kata Penduduk itu. Ricky dan Bissy pun masuk ke dalam Terabithia. "Apa yang akan kita lakukan sekarang, Rick?" Tanya Bissy. "Hanya lihat lihat" Jawab Ricky. Tak berapa lama berjalan, mereka melihat sebuah rumah pohon. "Hey, lihat! itu rumah pohon Rick!" Kata bissy. "Ya, kau benar" Kata Ricky. Ayo kita kesana, siapa tau ada yang menyenangkan," Ajak Bissy. Mereka berdua pun naik ke atas rumah pohon itu. "Hei, sangat berantakan," Kata Bissy. "Yasudah, ayo kita bersihkan," Ajak Ricky. Mereka pun membersihkan rumah pohon itu. setelah selesai membereskan rumah pohon itu, mereka berdua duduk di depan rumah pohon itu sambil mengobrol. "Hei, Rick," Kata Bissy. Ricky menatap mata Bissy. "apa?" Tanya Ricky. "Kita harus mengetahui diri kita satu sama lain lebih jauh lagi agar kita mengetahui sifat masing masing dan agar kita lebih mudah untuk berkomunikasi" Kata Bissy. "Ya, sepertinya kau benar" Kata Ricky. Mereka berdua pun mengobrol untuk bisa mengetahui satu sama lain.

Keesokan paginya, orang tua Ricky pergi karena ada urusan. Dan Ricky pun sendirian di rumah. Seperti biasa, Bissy pergi ke rumah Ricky. Bissy mengetuk pintu dan disambut oleh Ricky. "Hei, Ricky. emm,, Biasanya ibumu yang membukakan pintu," Kata Bissy. "Itu karena orang tua ku sedang pergi. Oh iya mau masuk dulu sebentar?" Tanya Ricky. "Baiklah" Kata Bissy. Mereka pun masuk ke dalam. "Silahkan duduk di sofa, aku ingin mengambil minum dulu," Kata Ricky. Bissy pun duduk di sofa. Setelah Ricky mengambilkan minum, mereka berdua mengobrol. "Baiklah, apa yag akan kita lakukan sekarang?" Tanya Ricky. "emm, aku punya ide, tapi kau punya sepeda tidak?" Tanya Bissy. "Punya, memangnya apa yang kita akan lakukan?" Tanya Ricky. "Begini, aku pernah melihat di sekitar sini ada museum, bagaimana kalau kita kesana?"Ajak Bissy. "emm, boleh juga, Yasudah, aku mau mengambil uang dan sesuatu dulu," Kata Ricky. Setelah mengambil uang dan 'sesuatu'nya, mereka segera keluar. "Memangnya apa yang kau bawa?" Tanya Bissy. "Nanti saja kuberitahu" Kata Ricky. Mereka berdua Mengambil sepedanya dan langsung pergi ke Museum. Setelah perjalanan yang cukup lama, akhirnya mereka berdua sampai di depan Museum. Museum itu adalah Museum yang sama dengan yang Jess dan Mrs. Edmund kunjungi dulu. Ricky dan Bissy menyimpan sepedanya di tempat parkir dan langsung ke pintu masuk museum dan membayar tiket masuknya. Disana, mereka banyak melihat hal yang menyenangkan dan juga penuh pengetahuan. Mereka berdua selalu bersama. Setelah puas, mereka berdua pulang kerumah. Setelah mereka sampai di depan rumah Ricky, mereka tidak pulang ke rumah masing masing, melainkan melanjutkan perjalanan ke Terabithia!

To Be Continued....
Next Chapter: Enemies Coming
 
Read More

Bridge To Terabithia Chapter 6

Chapter 6: Ini dia, Terabithia!

"Darimana saja kau, Ricky?" Tanya Jade. "Habis mengobrol dengan Bissy disana," Jawab Ricky sambil menunjuk batu tempat Ricky dan Bissy mengobrol tadi. "Oh ya? Tapi tadi ibu tidak melihatmu dan Bissy disana," Kata Jade. "eee...Soal itu..". Tiba tiba Mark datang memotong pembicaraan Ricky dan Jade. "Hei Ricky, Tadi ayah lihat kau berlari ke hutan bersama Bissy. 
Ada apa?" Tanya Mark. "Apa? Ricky masuk hutan? Ricky, kamu ini! Kalau kamu tersesat bagaimana?" Bentak Jade. "Tunggu dulu, Ricky kenapa kau masuk ke hutan?" Tanya Mark. "emm, aku mendengar suara kucing dari dalam hutan, jadi aku dan Bissy mengejar kucing itu," Jawab Ricky. "Benarkah itu, Ricky?" Tanya Jade. "ehh, iya benar," Jawab Ricky. "Baiklah. Tapi, lain kali jangan main jauh jauh, nanti kau tersesat!" Kata Jade. "Iya" Jawab Ricky. Setelah itu, Ricky langsung ke kamarnya.

Keesokan harinya, Bissy pergi ke rumah Ricky. Bissy mengetuk pintu rumah Ricky, keluarlah Jade. "Eh, Bissy, mau main sama Ricky ya?" Tebak Jade. "Iya, Bu. Rickynya ada?" Tanya Bissy. "Oh ada, tunggu sebentar," Kata Jade. "Ricky!" Teriak Jade. "Iya Apa bu?" Teriak Ricky dari kamarnya. "Ini ada Bissy." Teriak Jade. "Oh iya bu, tunggu sebentar," Kata Ricky. Tak berapa lama, Ricky turun dengan membawa buku biru. "Ricky, untuk apa kau membawa buku kosong itu?" Tanya Jade. "Mmm, ini untuk aku mencatat kalau ada apa apa, Bu. Ini juga untuk buku harian. Yasudah, kalau begitu aku pergi dulu ya," Kata Ricky. "Jangan lama lama ya?" kata Jade. "Iya" kata Ricky.

Mereka berjalan menuju batu tempat mereka mengobrol kemarin. "Baiklah, aku sdah bisa menebak apa yang akan kita lakukan," Kata Bissy. "Ya, kita akan mencari Terabithia," Kata Ricky. "Baiklah, sebelumnya aku penasaran apa yang ada di dalam halaman 7," Kata Ricky. "Yasudah, buka bukunya" Kata Bissy. Ricky membuka buku biru itu. "Hei, halaman itu masih kosong" Kata Bissy. "Yaiyalah, kita harus melakukan sesuatu dulu," Kata Ricky. "Apa Itu?" Tanya Bissy. "Bissy, Tutup Matamu, Tapi Jaga Pikiranmu Untuk Tetap Terbuka Lebar," Kata Ricky. Bissy menatap Ricky, Ricky mengangguk kepada Bissy. Mereka berdua menutup matanya. Mereka Membuka pikirannya. "Buka matamu," Kata Ricky. Mereka berdua membuka matanya dan melihat halaman yang tadinya kosong, sekarang berisi bacaan:
JIKA KALIAN INGIN KE TERABITHIA, KALIAN HARUS BERJALAN LURUS TERUS SAMPAI KALIAN MELIHAT HUTAN. DI DALAM HUTAN ITU, ADA SEBUAH JEMBATAN. DI DEPAN JEMBATAN ITU KALIAN HARUS MELAKUKAN KUNCI DARI SEMUANYA.

"Dapat" Kata Ricky. "yup" Kata Bissy. "Ayo kita kesana!" Ajak Ricky. "Sekarang?" TAnya Bissy. "Kapan lagi?" Jawab Ricky. Mereka berdua berdiri dan mulai pencarian. Mereka berdua sampai di ujung jalan. "Ayo belok sana," Kata Bissy. "Tunggu dulu, dibuku ini dikatakan kita harus jalan lurus terus," Kata Ricky. "Benar, tapi didepan kita kan padang rumput," Kata Bissy. "Ya.. kita ikuti saja" Kata Bissy. "Tapi bagaimana kalu kita tersesat?" Tanya Bissy. "Mmm, tapi kuyakin kita tidak akan tersesat. Soalnya dibuku itu tertulis 'jika kalian sudah diujung jalan kita akan menemukan padang rumput'. Ya inilah padang rumput itu," Kata Ricky. "Hmm, benar juga, yasudah ayo kita lanjutkan," Kata Bissy. Mereka pun melanjutkan perjalanan masuk ke dalam padang rumput. Setelah mereka berjalan cukup lama, Bissy khawatir. "Aku tidak yakin.." Kata Bissy. "Simpan ketidakyakinanmu itu Bissy, aku sudah menemukan hutan itu," Kata Ricky. "Wah, kau benar. itu dia Rick!" Kata Bissy. "Ayo kita masuk," Ajak Ricky. Mereka berdua pun masuk ke dalam hutan itu.

Mereka berjalan masuk terus ke dalam hutan. Tak berapa lama, mereka akhirnya menemukan Jembatan Terabithia itu. "Akhirnya.." Kata Ricky. "Kau hebat, Rick!" Puji Bissy. "Tidak, kita hebat," Kata Ricky. "Ya, tapi mana Terabithianya?" Tanya Bissy. " Kau ingat, kita harus melakukan kunci dari semuanya," Kata Ricky. "Oh ya" Kata Bissy. "OK, You Will See. Just Close Your eyes, But Keep Your Mind Wide Open," Kata Ricky. Ricky memegang tangan Bissy dengan erat, dan mereka menutup matanya. Mereka membuka pikiran terdalam mereka. Ricky membuka matanya duluan, sedangkan Bissy belum membuka matanya. "Biss- Bissy!" Kata Ricky dengan terkagum. Disaat bersamaan Bissy membuka matanya. "Wow, aku tidak percaya ini , Rick," Kata Bissy. "Ini dia, Terabithia!" Kata Ricky. Akhirnya mereka berdua bisa melihat Terabithia yang indah itu. "Oh.... kerajaan imajinasi di tengah hutan ini, Teranyata benar!" Kata Bissy

To be continued
Next Chapter: Never Forgotten

Nb: Maaf kalau akhirnya ga nyambung,karena udah cape ngetiknya dan juga masih panjang ceritanya, jadinya disimpan di Chapter 7
Read More

Wednesday, October 24, 2012

Bridge To Terabithia 2 Chapter 5

Chapter 5: Rintihan Leslie.

Malamnya, Ricky kembali membaca buku berwarna biru pemberian Jess itu. Dia sudah membaca sampai halaman 6. Dia terhenti sejenak ketika membaca bacaan 'Jika kau ingin membaca halaman 7, kau harus bersama sahabatmu'. "Ah, aku butuh Bissy." Gumam Ricky. "Baiklah aku akan melanjutkan ini besok, aku sudah mengantuk." Kata Ricky. Ricky naik ke tempat tidurnya dan langsu
ng tertidur.

Keesokan harinya, pada siang hari sesuai dengan janjinya, Ricky pergi ke depan rumahnya dan menunggu kedatangan Bissy. " Haduh, kok Bissy lama sekali, ya? Jangan jangan dia tidak boleh keluar rumah." Gumam Ricky. Tetapi, tak berapa lama datanglah Bissy dengan baju berwarna biru dan memakai celana jeans panjang. "Hey Bissy! Apa kabar?" Sapa Ricky. "Baik baik saja, Rick. kau?" Tanya Bissy. "Luar Biasa." Jawab Ricky. "Emm, ngomong ngomong, kau mau memberitahuku apa?" Tanya Bissy. "Oh, aku ining memberitahumu sesuatu tentang Terabithia, karena aku membutuhkan sahabat untuk pergi kesana," kata Ricky. "Terabithia itu apa sih?" Tanya Bissy. "Ceritanya panjang, sebaiknya kita duduk saja di sana," Kata Ricky sambil menunjuk batu yang ada di dekat hutan. "oh, baiklah," kata Bissy. Mereka berjalan menuju batu itu. "Kau duduk di batu saja, Bissy. aku duduk di tanah." Kata Ricky. "Baiklah, sekarang Terabithia itu apa? aku jadi penasaran" Kata Bissy. "Ok, Terabithia adalah kerajaan imajinasi di tengah hutan" Kata Ricky. "Tengah hutan? hutan ini?" Tanya Bissy sambil menunjuk hutan yang ada dibelakangnya. "Sepertinya bukan, karena kalau kita mau kesana, kita harus melewati jalan, kemudian kita ke padang rumput. Disana ada sebuah hutan dan itulah hutan Terabithia." Jelas Ricky. "Baiklah, darimana kau tahu semua itu?" Tanya Bissy. "Dari buku yang diberikan Jess, pemilik lama rumahku," Kata Ricky. "Pemilik lama? Memangnya kau sudah berapa lama tinggal di rumah itu?" Tanya Bissy. "Baru baru ini, hampir barengan kau," jawab Ricky. "Oh begitu. Emm, sepertinya aku pernah melihat nama Jess dirumahku," Kata Bissy. " hah? Dimana?" Tanya Ricky. "oh iya. Tulisan itu ada di kamarku. tulisan itu berisi 'Jess adalah sahabat terbaikku'". Kata Bissy. "Tidak salah lagi, itu Leslie!" Kata Ricky. "Leslie? Siapa lagi dia?" Tanya Bissy. "Dia adalah sahabat Jess yang telah menemukan Terabithia. Tapi dia meninggal saat sedang menyebrang menuju Terabithia" Kata Ricky. "Darimana kau tahu?" Tanya Bissy. "Semuanya kutahu dari buku biru itu!" kata ricky. "Ah iyalah aku mengerti. oh iya Rick, ngomong ngomong umurmu berapa?" Tanya Bissy. "Umurku 13 tahun. kalau kau?" Tanya Ricky. "Oh, sama. Sungguh kebetulan."kata Bissy. "Ya baguslah." Kata Ricky.

Ketika mereka sedang asyik mengobrol, tiba tiba terdengar suara rintihan yang berasal dari dalam hutan. "Tolong.... Aku....". "Hei! Kau dengar suara itu?" Tanya Bissy. "Ya, ayo kita kejar suara itu" Kata Ricky. Mereka berdua lari menuju sumber suara. "Hey, kau mau kemana?" TEriak Bissy. "Aku akan menyelamatkan Leslie" Kata Ricky. "Tapi, Leslie sudah meninggal bukan?" Tanya Bissy. "Sebenarnya tidak, dia dipernjara di penjara Darkmaster. Kita harus selamatkan dia!" Kata Ricky. "Selamatkan? Bagaimana caranya?" Tanya Bissy. "Entahlah." Kata Ricky. Mereka pun sampai di sumber suara. Ricky melihat sekeliling, dan dapatlah ia, Leslie dengan ciri ciri yang sama seperti yang Jess lihat dulu. "Itu Dia!" Teriak Ricky. "Mana? Mana?" Tanya Bissy. seketika itu juga Leslie menghilang. "Dia menghilang." Kata Ricky kecewa. "Bagaimana kau bisa yakin itu Leslie?" Tanya Bissy. "Dari buku." Jawab Ricky singkat. Akhirnya mereka berjalan pulang. "hmm, kita harus membaca buku biru itu, karena dihalaman 7 itu kosong, hanya bisa dibaca oleh sepasang sahabat, mungkin kita bisa," Jelas Ricky. "Oh, Baguslah" Kata Bissy. KEtika mereka sudah sampai di luar hutan, mereka berpisah untuk pulang,

To be continued...
Next Chapter: Ini dia, Terabithia! 
Read More

Bridge To Terabithia 2 Chapter 4

Chapter 4: The Next New Comers

Keesokan harinya, Ricky bangun jam 10 pagi dan langsung menuju ke bawah untuk sarapan. Dia makan sereal saja, tetapi itu sudah cukup baginya. "Aku dengar di rumah sebelah ada tetangga baru." Kata Mark. "Benarkah?" Tanya Jade penasaran. "Ya, dia datang tadi malam." Kata Mark. "Ya sudah, kita kunjungi mereka setelah sarapan" Usul Jade. "iya baiklah" Kata Mark. "Aku ak
an membawa buku itu" Gumam Ricky.

Setelah sarapan, keluarga Phillips mengunjungi tetangga barunya. ketika itu rumah yang waktu itu kotor, berubah jadi bersih. "Hei, ini terlihat lebih bersih daripada yang kemarin!" Gumam Ricky. "Apa katamu, Ricky?" Tanya Jade. "Emm, bukan apa apa" Kata Ricky. "Baiklah, ini dia!" Kata Mark sembari menunjukkan rumah bekas Leslie itu. Mark memencet tombol bel yang ada di rumah itu, ternyata belnya sudah tidak berfungsi. "belnya sudah rusak" Kata Mark. "Ketuk saja pintunya" Usul Jade. Akhirnya Mark mengetuk pintunya. Tiba tiba terdengar suara lembut seorang perempuan. " iya, tunggu sebentar." Kata perempuan itu. Tak berapa lama, pintu terbuka dan muncullah seorang perempuan cantik dengan rambut panjang bergelombang dengan mata coklat, dan sedikit lebih tinggi dari Ricky. Ricky terdiam melihat anak perempuan itu. Dia baru sekali ini melihat perempuan secantik itu. "Silahkan masuk." Ajak perempuan itu. "iya, terima kasih nak." Ucap Jade senang. Mereka bertiga pun masuk ke dalam ruang tamu yang bersih dan rapi, mereka duduk di sofa. Orang tua perempuan itu pun muncul dan memberi salam hangat pada mereka. Setelah itu mereka semua mengobrol, kecuali Ricky dan anak perempuan itu. Anak perempuan itu sepertinya melihat buku yang dipegang Ricky. "Te-ra-bi-thia" Gumam perempuan itu dengan terbata bata. Ricky kaget, karena Ricky lah satu satunya yang bisa membaca buku itu. "Hey, kau bisa membaca judul buku ini?" bisik Ricky. "Apa?" Jawab Bissy. "Apakah kau bis-" Percakapan mereka berdua terpotong ketika Mark memperkenalkan keluarga nya.

"Ini anak saya Ricky Phillips. Ini istri saya Jade Phillips. Dan saya sendiri Mark Phillips." Kata Mark memperkenalkan. "Kalau saya Nick Jefferson, dia istri saya Jennifer Jefferson, Dan ini anak kami, Bissy Jefferson." Kata Nick, ayah Bissy. "Oh, jadi nama dia Bissy." Gumam Ricky. para orang tua pun melanjutkan percakapannya. Tapi tiba tiba Bissy mengusulkan sesuatu. "Ma, sebaiknya aku main saja bersama Ricky di atas, sekalian berkenalan." Usul Bissy. "itu ide yang baik, yasudah" Jennifer mengiyakan. Ricky pun berdiri dan menghampiri Bissy. sedangkan para orangtua melanjutkan percakapan.

Ricky dan Bissy berjalan menuju ke atas. Ricky masih penasaran kenapa Bissy bisa membaca judul buku itu. "Hey Bissy, Kau bisa baca tulisan di buku ini?" Tanya Ricky. "Ya bisalah, semua orang juga bisa. memangnya itu buku apa sih? kok judulnya aneh banget?" Tanya Bissy. "Tunggu, tunggu sebelum aku menjawab pertanyaanmu, kau jawab dulu pertanyaanku." Kata Ricky. "Baiklah, Rick" Kata Bissy. "Hei, namaku Ricky!" Ricky membenarkan. "Tapi aku boleh memanggilmu Rick, kan?" Tanya Bissy. "Terserah kau saja. Tapi bagaimana kau bisa membaca buku ini? Orangtuaku saja tidak bisa membaca buku ini. Katanya, buku ini polos." Kata Ricky. "Ah masa? aku saja bisa membacanya." Kata Bissy. Tiba tiba ada suara memanggil. "Bissy!" Teriak Jennifer. "Iya bu" Teriak Bissy. "ayo, kita harus kesana" Ajak Bissy. "Ayo" kata Ricky. mereka pun lari menuju ruang tamu. "iya apa bu?" Tanya Bissy. Keluarga Phillips akan pulang." Kata Jennifer. "Ayo Ricky, kita pulang." Ajak Mark. "Besok siang, temui aku di depan rumahku. aku ingin memberitahumu sesuatu." Bisik Ricky. Bissy hanya mengangguk. Keluarga Phillips akhirnya sudah di depan pintu. "Terima kasih ya!" Kata Jade. "Iya, kapan kapan kesini lagi ya." Kata Nick. "Ya Pasti" Kata Jade. Akhirnya mereka pun pulang ke rumahnya. ketika diperjalanan mau pulang, mereka bercakap cakap. "Bissy itu gadis yang cantik ya?" Tanya Jade kepada Mark. " Ya benar, bagaimana menurutmu Ricky?" tanya Mark. "Dia akan menjadi sahabatku. Sahabat" Jawab Ricky

To be continued...

Next Chapter: Rintihan Leslie.
Read More

Bridge To Terabithia 2 Chapter 3

Chapter 3: First New Comers

Jess dan seluruh keluarganya sudah berada di dalam mobil. mereka pun akhirnya pergi. ketika mobilnya sampai di depan rumah Leslie, Jess melihat rumah itu dengan tatapan yang tajam. "Leslie..." Jess merintih dan mengeluarkan satu tetes air mata, airmata Persahabatan. "Jess, kenapa kau menangis?" tanya Mary. "Tidak, aku tidak menangis. hanya kelilipan" Jawab Jess be
rbohong. "kalau begitu, tutup jendelanya" suruh Mary. "iya, bu" Kata Jess. Mereka pun melanjutkan pergi ke New York.

5 bulan sudah berlalu semenjak rumah Jess kosong. Rumah itu belum ada yang membeli. Tetapi, akhirnya rumah itu ada yang membeli juga. Yaitu keluarga Phillips. Keluarga Phillips terdiri dari tiga anggota. Mark Phillips, berambut pendek berwarna kecoklatan, lumayan tinggi, dan bermata coklat. Jade Phillips, rambut sebahu berwarna hitam, tubuhnya agak pendek dan mata berwarna hitam. Dan yang terakhir Ricky Phillips, seorang anak yang berimajinasi tinggi, umurnya baru 13 tahun, mata berwarna hitam, rambut pendek berwarna hitam, tinggi sekitar 145 cm.

"Akhirnya kita mendapatkan rumah ekonomis yang dikelilingi hutan, pasti akan sejuk." kata Mark. "Ohh...yeaa..." Kata Ricky lemas. "Kita harus membereskan semua ini, Mark. Ricky, kau ke atas saja. Dan bereskan barangmu" suruh Jade. "Baiklah, bu." Jawab Ricky. Ricky pun mengambil barangnya dqan segera ke atas, ke kamarnya, bekas kamar Jess. "Huh, pasti tidak ada yang menarik di sekitar sini, hanya ada hutan!" Gerutu Ricky. Ricky langsung duduk di tempat tidur dan melihat sekelilingnya. "Lumayan sih. Hey! apa itu?" Ricky bertanya tanya dalam hatinya. Ricky melihat sesuatu di pojok ruangan. "Itu seperti kertas," Gumam Ricky. Ternyata itu benar, selembar kertas. Ricky menghampiri kertas itu. Tiba tiba dia merasakan jantung nya berdebar debar sangat keras. Ricky semakin dekat dengan kertas itu dan semakin berdebarlah jantungnya. Ricky jongkok dan berhasil mendapatkan kertas itu. Ricky membuka kertas itu perlahan dan dia baca kertas itu. isi kertas itu adalah:

UNTUK SIAPAPUN YANG AKAN TINGGAL DIRUMAHKU
HAI, NAMAKU JESS. AKU INGIN MEMBERITAHU SESUATU YANG LUAR BIASA PADAMU. DI LUAR SANA, DI TENGAH HUTAN, ADA SEBUAH KERAJAAN BERNAMA TERABITHIA. GERBANG KERAJAAN ITU ADALAH JEMBATAN BERWARNA UNGU. DISANA, SAHABATKU, LESLIE DIPENJARA DI PENJARA DARKMASTER. AKU INGIN KAU MELANJUTKAN PERJALANANKU, MENYELAMATKAN LESLIE. JIKA KAU INGIN KESANA, JANGAN SENDIRI! KAU HARUS BERSAMA SAHABATMU, KARENA KAU MEMBUTUHKANNYA. KUNCI DARI SEMUANYA ADALAH 'BUKALAH PIKIRANMU SELUAS-LUASNYA. TOLONG, JAGA TERABITHIA DAN SELAMATKAN LESLIE. TERIMAKASIH PENDATANG BARU!

Ricky bingung dengan isi surat itu. "Apa maksudnya ini? Apakah benar ada kerajaan di tengah hutan? Ah, aku tidak percaya! Tapi sepertinya isi kertas itu sangat meyakinkan. lagi pula, jika aku kesana, aku tak punya teman" Gumam Ricky. "Oh iya, aku ingat. tadi aku melihat ada rumah lain di sekitar sini. Tapi aku tidak yakin rumah itu ada orangnya atau tidak." gumam Ricky. "Baiklah, nanti sore aku akan kesana" kata Ricky. Sorenya, Ricky ingin pergi ke rumah itu. ketika ingin membuka pintu, tiba tiba datang Jade. "Ricky, kau mau kemana?" tanya Jade bingung. "Umm, aku mau lihat sekeliling." Jawab Ricky. "Baiklah, tapi jangan jauh jauh, nanti kau tersesat" Kata Jade. Ricky pun langsung keluar dan menuju rumah itu.

Di perjalanan, Ricky sudah bisa melihat rumah yang besar itu. Ricky berjalan terus, terus dan akhirnya sampai di depan rumah itu. "Ternyata rumah ini tidak ada orangnya. kelihatan dari luar, rumah ini sangat tidak terurus." Gumam Ricky. "Artinya, aku tidak punya teman untuk pergi ke Tera- Terabi- Tera apalah itu. aku tidak tahu" gumam Ricky. "Sudahlah, aku akan pulang." Kata Ricky. Ricky pun pulang kerumahnya dengan kecewa. "sudah lihat lihatnya?" tanya Jade. "Sudah, bu" Jawab Ricky lemas. Ricky langsung ke kamarnya dan membaca surat dari Jess itu berulang kali. "hmm, Darkmaster? siapa Darkmaster itu? Aku memang harus mengetahui semuanya!" kata Ricky. Sambil berpikir, Ricky melihat laci yang ada di seberang tempat tidurnya. "Apa ya isi laci itu?" Kata Ricky. Ricky penasaran, dan langsung menuju ke laci itu. ketika sudah sampai di laci itu dia membuka laci itu satu per satu. Ternyata, di laci itu tak ada apa apanya. Ricky kecewa, dia duduk di lantai sambil menghadap ke kasurnya. "Hei, hei, hei apa itu yang ada di kolong kasur" Kata Ricky. Ricky menghampiri kasurnya dan dia jongkok untuk melihat apa ynag ada di kolong kasurnya. "Ternyata itu buku, sepertinya ini menyenangkan" Kata Ricky. Ricky menggapai buku itu dan mengambilnya. Buku itu berwarna biru polos, tanpa judul. "Wow keren. Aku kira tidak ada apa apa di kolang kasur ini" kata Ricky senang. Ricky membuka buku itu. Tapi, yang ada di dalam buku itu adalah tidak ada alias kosong. "apa apaan ini! buku ini kosong, pantas saja disimpan di kolong tempat tidur! huh, kukira ini akan menjadi menyenangkan." kata Ricky.

Keesokan harinya, saat malam, di kamarnya, Ricky sedang melihat buku itu. Dia masih tidak percaya buku itu kosong. seharusnya, buku itu berisi petualangan. Ricky membaca surat dari Jess lagi. Dia tercengang melihat bacaan "kunci dari semuanya adalah 'buka pikiranmu seluas luasnya'". Ricky sadar, kunci untuk membaca buku itu adalah 'buka pikiranmu seluas luasnya'. "Akhirnya aku menemukan kuncinya" Gumam Ricky senang. Setelah Ricky tau kuncinya, di langsung berdiri dan meletakkan buku iitu di atas kasurnya. Ricky pun memulai kuncinya. Ricky menutup matanya, kemudian di membuka pikirannya seluas luas nya yang dia bisa (maklum Ricky kan punya imajinasi yang tinggi, jadi bisa membuka pikirannya), Ketika dia membuka matanya, dilihatlah sebuah buku biru kira kira 10 halaman dengan judul " Terabithia". Ricky kaget sekali melihat buku itu. "ini kan, nama kerajaan tengah hutan itu. Siapa tau aku dapat informasi dari buku ini." Gumam Ricky. Ricky membuka buku itu dan berniat untuk membacanya. Tetapi tiba tiba Jade masuk ke kamarnya. " Ricky, kenapa kamu belum tidur?" tanya Jade. "Aku belum ngantuk bu." Jawab Ricky. "Hey buku apa itu? coba ibu lihat." Tanya Jade. "Umm, baiklah bu, ini" Ricky memberikan buku itu kepada ibunya. " Apa ini? buku ini kosong? Jadi, tadi kau membaca buku kosong, ya?" Tanya Jade. "Hah? emm maksudku itu buat catatanku bu." Kata Ricky kaget. "Ya sudah kalau begitu, sudah malam tidur ya" Kata Jade. "ohh, iya bu" kata Ricky

To be continued...

Jess nya pasti balik lagi kok tenang aja
Next chapter: Second New Comers
Read More

Bridge To Terabithia 2 Chapter 2

Chapter 2: Kunjungan Terakhir Jess

Langit sangat gelap, bunga sudah banyak yang layu. Jess tiba di jembatan Terabithia. Jembatan itu sudah tidak berwarna lagi. Jess melihat kebawah , air sungainya sangat tinggi. Di Terabithia pun sangat sepi, tak ada orang! Jess melihat sekelilingnya dan didapatinya sesosok bayangan di balik pepohonan, sosok itu diam, tidak bergerak. Tiba-tiba Jess mendengar
 suara rintihan "Jess....Tolong....Aku...." Jess sadar, suara itu tidak asing di telinganya, itu adalah suara Leslie! "Jess....Tolonglah.....Tolonglah aku..." Suara rintihan itu terdengar lagi. Jess hanya bisa terpaku di tempatnya, tak bisa bergerak. Jess terus memandangi sosok itu, tapi yang terlihat hanyalah bayangannya saja. Tiba-tiba sosok itu ditangkap oleh sesosok bayangan hitam, terbang, dan menghilang. Tiba tiba terdengar tertawa jahat. "Huahahahaha, dia ada bersamaku, di penjara KU!". Jess tidak bisa berbuat apa apa. Tidak bisa bergerak, tidak bisa bicara pula. Padahal dia tahu itu adalah Darkmaster. Tetapi, tanpa ada apa pun, akhirnya Jess bisa berteriak "LLEEEESSSSLlllIIIEEE!!!!!!"

Jess beranjak dari tempat tidurnya, dia sadar itu semua hanya mimpi. " Hah..hah.. itu semua hanya mimpi, mimpi yang buruk. Tenangkan dirimu Jess..." Gumamnya. Dia segera melihat jam yang ada di mejanya. Ternyata sekarang masih jam 7 pagi. Tetapi Jess untuk berniat pergi ke Terabithia karena dia khawatir karena mimpi tadi. Dia pun turun kebawah dan melihat sekelilingnya. Dia melihat banyak kotak kotak dan barang barang lain yang sudah dibungkus. Tetapi, kulkasnya belum dibungkus. Jess mengambil makanan dan minuman dari dalm kulkas dan memakannya. Setelah selesai makan Jess pun langsung memakai sepatunya. Tetapi, Tiba-tiba Mary datang. "kau mau kemana, Jess?" Tanya Mary. "aku akan jalan jalan sebentar" Jawab Jess. "baiklah, tapi jangan lama lama kau belum sarapan." Kata Mary. "baiklah , bu" Kata Jess.

Setelah memakai sepatu, Jess langsung pergi ke Terabithia. Dia melewati jalanan, padang rumput, bukit bukit, dan akhirnya sampai di sebuah hutan dimana Terabithia berada. Dia masuk kedalam hutan. "Sudah 7 tahun aku tidak kemari." Gumam Jess. Setelah jalan sebentar, sampailah dia di jembatan Terabithia. Jembatan itu sudah tidak berwarna ungu cerah lagi, melainkan ungu yang sudah sangat tua. Di atas jembatan itu, banyak sekali daun daun berwarna coklat berserakan. "Kelihatannya jembatan ini sudah rapuh" Gumam Jess. Jess berniat untuk mengetes jembatan itu. Dia meletakkan satu kakinya di jembatan itu dan menghentakkan kakinya. "Sepertinya masih kuat" Gumam Jess. Akhirnya, Jess juga meletakkan kakinya yang satunya di jembatan itu, sekarang dia sudah benar benar berdiri di jembatan itu. Jess mencoba dulu loncat kecil untuk memastikan jembatan itu aman. Ternyata benar jembatan itu tidak hancur. "huh,, Jembatan ini masih aman" Gumam Jess.

Setelah itu, Jess pun melakukan hal yang sangat penting yang dibutuhkan jika ingin melihat Terabithia, yaitu 'bukalah pikiranmu seluas luasnya'. Jess menutup matanya, dan membuka pikirannya seluas luasnya. Ketika ia membuka matanya, akhirnya dia dapat melihat lagi Terabithia yang cantik nan indah itu. Penduduk Terabithia juga bermunculan satu per satu. "Anda kemana saja, Tuan? Kenapa anda jarang kemari, Tuan?" Tanya salah satu penduduk Terabithia. "Maafkan aku, tapi aku kesini karena ada urusan penting." Jawab Jess. "Urusan apa, Tuan?" Tanya penduduk itu lagi. "Baiklah, aku akan pindah rumah hari ini dan tidak bisa mengurus Terabihia lagi, maafkan aku. Tapi, aku akan menulis sepucuk surat untuk siapa saja yang akan tinggal di rumahku nanti." Kata Jess. "Baiklah kalau begitu, Tuan." Penduduk itu setuju dengan keputusan Jess. "Bolehkah aku jalan jalan sebentar?" Tanya Jess. "Apapun untukmu, Tuan." Jawab Penduduk itu.

Jess pun segera masuk ke dalam Terabithia. Tujuan Jess adalah masuk ke dalam rumah pohon. Di depan rumah pohon, berdirilah Giant Troll. Jess mendekatinya. "Umm Hey, Jika kau melihat orang lain selain aku disini, dan kau melihatnya. Jangan takuti dia, karena dia akan menjadi raja baru di sini, OK?". Troll itu hanya mengangguk tanda mengiyakan omongan Jess. Troll itu tahu tujuan Jess, ia mengangkat Jess menuju ke atas rumah pohon dan Troll itu lagsung pergi. "Hey, terima kasih ya!" Teriak Jess. "Hmm, ini terakhir kalinya aku ke Terabithia, aku harus meluangkan waktu sebaik baiknya." Gumam Jess.

Setelah 5 menit Jess melamun, Jess melihat ada yang bergerak di balik pepohonan. "Apa itu?" Gumam Jess. Akhirnya Jess dapat melihat dengan Jelas sosok itu. sosok itu memakai gaun putih pendek dengan rambut pirang lurus agak panjang. Tidak salah lagi itu LESLIE. sosok itu pun jalan menuju tengah hutan. Tanpa ragu-ragu Jess mengejar sosok itu yang dianggap Leslie oleh Jess. Tapi, tiba tiba sosok itu menghilang di balik pepohonan. Jess tertunduk. "Leslie! ya, itu dia! LESLIE!" Teriak Jess. Jess akhirnya meneteskan air mata. "Aku tau itu kau kan, Leslie? Kau ingin menyampaikan sesuatu padaku kan? Kau ingin aku menyelamatkanku dari penjara Darkmaster kan? Aku tahu, ternyata mimpi itu benar. tetapi, maaf aku tak bisa menyelamatkanmu, aku akan pergi." Kata Jess sambil menangis. Akhirnya, Jess menangis keras di Terabihia

Jess pulang pada siang harinya. "Aku pulang" Teriak Jess. "Kemana saja kau? Lihat, sekarang sudah siang. Cepat makan! setelah itu, ambil barang barangmu yang ada di atas." Kata Mary. Setelah makan, Jess segera naik ke atas dan mengambil barang barangnya. "sepertinya aku lupa sesuatu.... Oh iya, surat!" Gumam Jess. akhirnya Jess merobek selembar kertas dan ia membuat sepucu surat. Surat itu ia lempar ke pojok ruangan. Jess segera turun ke bawah dan menyimpan barang barangnya di dalam mobil. "sudah beres" Kata Jess. "Tidak ada yang ketinggalan?" Tanya Jack. "Tidak ada" Jawab Jess. Seelah semua siap, mereka pun pergi ke New York!

To be continued...

Next Chapter: New Comers
Read More

Bridge To Terabithia 2

perbaikan dari yang sebelumnya (lebih jelas):

Bridge to Terabithia 2: Saving Leslie and New Comers

Chapter 1: Keputusan yang Mendadak

Jess adalah raja dan Leslie, sahabatnya adalah ratu di kerajaan imajinasi, Terabithia. Tapi sayangnya, Leslie meninggal dan eninggalkan semuanya, termasuk Jess dan Terabithia. Maybelle, adik dari Jess, akhirnya menjadi ratu baru di
Terabithia setelah Leslie meninggal. Tetapi tetap saja, Jess tidak bisa melupakan Leslie.

Hari itu, Jess sedang berada di Terabithia. Dia sedang duduk di dalam rumah pohon yang dia buat bersama Leslie. Dia merenungkan semua kenangannya bersama Leslie, termasuk pada saat dia pergi bersama Ms. Edmunds dan tidak mengajak Leslie. itulah kenangan yang paling menyakitkan baginya. Sudah berjam-jam Jess berada di Terabithia. Hari sudah petang, dan Jess pun memutuskan untuk pulang.

Jess baru saja tiba di depan rumah dan ketika itu Maybelle datang dan bertanya kepadanya. "Kau dari mana? Pasti dari Terabithia! Kenapa kau tidak mengajakku?" Tanya Maybelle. "Ya, ya benar aku habis dari Terabithia, tapi aku sedang ingin kesana sendirian, jadi aku tidak mengajakmu." Jawab Jess. "Jess jahat!" Teriak Maybelle. Tiba tiba Mary, ibu Jess datang. "Hey, hey, hey Jangan bertengkar. Ayo masuk ke dalam rumah, matahari sudah tenggelam" ajak mary

Sejak saat itu, Jess jarang sekali ke Terabithia. Tanpa Leslie, dia tidak begitu gembira ke Terabithia. Akhirnya waktu bergulir terus. Jess pun semakin bertambah umur.

7 tahun berlalu, Jess sudah berusia 20 tahun. Dan dia sekarang sudah menjadi seniman yang terkenal dan kaya raya. Tetapi sayangnya, dia juga sudah semakin lupa pada Terabithia. Dia sudah jarang sekali pergi ke sana. Dia tidak tau keadaanya.

Pada suatu malam, keluarga Aarons semuanya sedang berkumpul di ruang keluarga. Semuanya sedang gembira dan tertawa melihat acara di televisi. "Hahaha, itu lucu sekali! Lihat!" Teriak Maybelle. Maybelle yang sekarang sudah remaja pun sepertinya juga telah melupakan Terabithia. Acara itu pun selesai, Jess segera memindahkan stasiun televisinya. "Baiklah anak-anak, sepertinya sekarang kita harus memberitahu sesuatu." Kata Jack, ayah Jess. "Apa itu?" Tanya Maybelle penasaran. "Baiklah, besok kita akan pindah rumah, kita akan ke New York" Kata Mary. "Apa? Kenapa mendadak sekali? bagaimana keadaan Les- umm maksudku bagaimana dengan barang barang yang ada di rumah ini?" Tanya Jess. "Semua sudah dipersiapkan, Jess. tinggal barangmu saja yang belum dibereskan" Jawab Mary. "Bagaimana dan dimana kita akan tinggal di New York?" Tanya Jess lagi. "Semua sudah dipersiapkan dengan matang, Jess. Kita tinggal mengurus semuanya di New York." Jawab Jack tenang. "Baiklah. tapi, bolehkah aku jalan jalan dulu besok pagi?" Tanya Jess. "Tentu" Jawab Jack singkat. Karena percakapan tadi, Jess teringat segala sesuatu tentang Terabithia dan Leslie.

Jess langsung pergi ke kamarnya dan lagsung membereskan barang barangnya, termasuk buku gambarnya dulu yang ada gambar Leslie di tengah buku itu. Jess pun kembali mengingat masa lalu nya yang indah bersama Leslie. Setelah selesai membereskan semuanya, Jess pun langsung tertidur pulas.

To be continued
break dulu
Read More

Bridge To Terabithia 2



Bridge to Terabithia 2: Saving Leslie and New Comers

Chapter 1: Kembalinya Jess ke Terabithia

Jess adalah Raja dan Leslie, sahabat jess adalah Ratu dari kerajaan imajinasi, Terabithia. Tetapi Leslie meninggal. Dia meninggalkan Terabithia dan Jess. sebagai gantinya Maybelle, adik Jess yang menjadi ratunya. Tetapi Jess masih tidak bisa melupakan Leslie.

Pada hari itu, Jess s
endiri ke Terabithia. Tetapi disana tidak ada hal menyenangkan sama sekali tanpa Leslie. semuanya menjadi sepi, tanpa adanya Leslie. dia tidak mau bertemu penduduk Terabithia tanpa Leslie. berjam-jam sudah Jess berada di Terabithia, akhirnya dia pun pulang. sesampainya di rumah, datanglah Maybelle dengan wajah cemberut. "kau habis dari mana? dari Terabithia ya? kenapa kau tidak ajak aku?" gerutu Maybell. "ya, ya aku dari Terabithia, aku sedang ingin sendiri ke Terabithia, jadinya aku tidak ajak kau" kata Jess. "kau jahat!" teriak Maybelle, "hey, hey, hey, jangan bertengkar, kalian berdua makan dulu sana" kata Marry. "baiklah, bu" kata Jess.

Sejak saat itu, Jess jarang sekali ke Terabithia. dia telah bosan dengan Terabithia tanpa adanya Leslie.

7 tahun berlalu, Jess sudah 20 tahun dan Jess pun semakin melupakan Terabithia dan Leslie. Keluarga Aarons sedang berkumpul di ruang tamu. "anak anak, kita akan pindah besok, ke New York" ucap Jack. saat itu Jess akhirnya bisa mengingat semuanya tentang Terabithia, Leslie segalanya. "Apa? tapi - tapi.. bagaimana dengan Les- maksudku bukan apa apa." ucap Jess dengan terbata bata. "kita akan pindah besok karena rumah disana sudah kami pesan dan besok kita harus kesana untuk mengurus semuanya" kaya Marry. "Tapi jangan mendadak seperti itu!" ucap Jess. "kita sudah mengaturnya, maafkan aku Jess. Tapi kau masih bisa pergi besok pagi" kata marry. "baiklah kalau begitu" jawab Jess dengan kecewa.

Setelah itu, Jess naik ke atas dan masuk ke kamarnya. dia teringat leslie. dia pun akhirnya membereskan semua barang barangnya, termasuk buku gambarnya dulu, yang ada gambar Leslie di tengah bukunya. akhirnya, dia pun selesai membereskan barangnya dan pergi untuk tidur.

Keesokan harinya, Jess bangun pagi pagi sekali. dia turun dan ingin pergi ke Terabithia. "hey Jess, mau kemana kau pagi pagi begini?" tanya marry. "eemm aku mau jalan jalan sebentar." jawab jess. "baiklah, tapi jangan lama lama, kau belum sarapan" kata Marry. "Baik, bu" ujar Jess. dia pun akhirnya pergi ke Terabithia. dia melewati bukit, padang rumput dan akhirnya sampai ke hutan di mana Terabithia berada. pertama tama dia melihat jembatan berwarna ungu dengan bacaan di atasnya "nothing causes us" bikinan Jess sendiri, tepat di atas jembatan itu, dia mengatakan di dalam hati, 'tutup matamu, dan bukalah pikiranmu seluas luasnya terbuka'. dia pun menutup matanya, kemudian di membuka, membuka dan membuka pikirannya. setelah saat itu dia melihat Terabithia yang indah nan cantik itu. Penduduk Terabithia pun satu per satu keluar. "Darimana saja, Tuan? kami menunggumu di sini setiap saat." kata salah satu penduduk Terabithia. "Maafkan aku, tapi ini penting sekali, aku akan pindah rumah dan tidak akan mengurus Terabithia lagi, tapi tenang, aku akan memberitahukan orang yang akan meninggali rumahku ini bahwa ada kerajaan
Terabithia disini" kata Jess. "lewat apa, Tuan?" tanya penduduk Terabithia. "lewat surat," jawab Jess singkat. "aku ingin jalan jalan sebentar di Terabithia," kata Jess. "apapun untukmu, Tuan.". akhirnya Jess pun masuk kedalam hutan dan menuju ke rumah pohon yang ada di sana. Jess mengingat semua tentang Leslie. dia ingin mengatakan pada Leslie bahwa di menyesal telah meninggalkannya waktu itu. Ketika Jess sedang merenungkan semuanya, tiba-tiba, dibalik pepohonan ada seorang perempuan memakai gaun putih, berambut pirang lurus aga panjang. "Leslie? ya, itu Leslie! Leslie! LESLIEE!" Jsss berteriak sekeras kerasnya. sosok perempuan itu pun jalan menuju tengah hutan. Tanpa ragu-ragu Jess pun mengejar sosok itu. ketika sosok itu sampai di balik pohon, dia menghilang. Jess pun mengangis. "Aku tahu itu kau Leslie! kau ingin menyampaikan sesuatu,kan? kau ingin aku menyelamatkanmu dari penjara Darkmaster, kan? tapi maaf, aku akan berakhir di sini. aku akan pergi." Jess pun menangis sangat keras di Terabithia.

"Aku pulang" kata Jess. "kemana saja kau?" Tanya Marry. "kan sudah kubilang, aku jalan jalan sebentar" Jawab Jess. "Tapi kau lihat, sekarang sudah siang. Cepat makan dulu, setelah itu kita pergi" kata Marry. "baiklah bu" ucap Jess. setelah makan, Jess menuju ke kamarnya untuk mengambil barang barangnya. "oh iya hampir lupa, aku harus menulis surat!" kata Jess. Jess pun akhirnya membuat surat dan ia selipkn di antara celah celah lantai kayu kamar. setelah itu dia turun dan menuju mobil untuk menyimpan barangnya. "sudah beres" kata Jess. "Tidak ada yang ketinggalan?" kata Marry. "Tidak ada" kata Jess. Akhirnya mereka pun pergi ke tempat yang lebih Hebat, New York!

To Be Continued...
Read More

No Place That Far part.3


Part 3


Semenjak aku tau kak lasslie sakit, aku tak pernah bisa melupakan kak lassie walau hanya sedetikpun juga,karena aku tau kak lasslie pasti merasakan rasa sakit yang luar biasa pada tubuhnya.
Tuhan andai bisa kumohon sembuhkanlah kak lasslie
Tuhan andai bisa hilangkanlah rasa sakit dalam diri kak lasslie
Tuhan jika engkau mengizinkan bagilah rasa sakit itu padaku
Aku tak bisa melihat kak lasslie seperti ini
***
          Hari ini tak ada satupun pelajaran yang kuterima disekolah, aku mulai merasa bosan, muncul niat dalam benakku untuk mengajak basmah keperpustakaan, disana ada fasilitas untuk internetan,aku berencana untuk membuka facebook, dan siapa tahu ada pesan penting dari kak lasslie,
“basmah, kamu gag ada pelajaran kan?” smsku pada basmah
“gag,kak.” Jawab basmah singkat
“kita keperpustakaan ya?”
“baiklah kak!”
          Setelah sampai diperpustakaan, segera saja kubuka akun facebookku, trenyata benar aku mendapat satu pesan dari kak lasslie
“hei guys, operasiku berjalan lancar,aku akan segera sembuh,maaf telah membuat kalian khawatir, satu keinginanku, aku ingin bertemu kalian. Tapi mommy dan daddyku tak mengijinkannya.”
          Senyum indah menghiasi wajahku juga basmah,kami bahagia karena Tuhan mengabulkan do’a kami.
          Segera saja kami menangis terharu,sekarang kami takkan begitu mengkhawatirkan keadaan kak lasslie. Karena dia segera sembuh.
***
          Saat istirahat tiba,aku dan basmah masih diperpustakaan, kami masih asik menjelajahi dunia maya,yang sangat luas itu,hingga akhirnya datanglah mahluk aneh dan menyebalkan bernama Filan, dia datang bersama mark, yang tak lain tak bukan adalah pacarnya basmah..
“bas,tuh ada si mark!” gerutuku pada basmah
“iy kak, dan yang disebelahnya,siapa kak?” goda basmah padaku
“ah, orang edun dan aneh itu kan?”jawabku seenaknya
“jangan gitu kak, nanti kk suka lho sama dia!”basmah semakin memojokkanku
“aishhh,gag bakalan. Udah ya aku kekelas dulu!” jawabku seraya meninggalkan basmah
“baiklah.”jawab basmah
          Saat aku berjalan menuju kelasku, menyusuri lorong2 kelas yang rame, oleh aktifitas penduduknya, tiba-tiba muncul mahluk aneh itu didepanku, ya filan 0.0
“hei tunggu.” Teriaknya padaku
Aku tetap saja berlalu tanpa memperdulikannya. Diapun menarik tanganku, seketika juga aku menghentikan langkahku sembari melepaskan ikatan tangannya padaku.
“ah apa2an sih kamu!” bicaraku dengan nada marah
“bisa nggak kita ngobrol dikantin,sebentar aja?” pintannya padaku
“maaf,aku sibuk!” jawabku
“sebentar saja,ya. Please!” denang tampang melasnya
“uhh, baiklah!” jawabku terpaksa
          Kami pun pergi kekantin,dan mulai mengobrol,entah apa yang mau dia bahas, aku tak peduli. Satu hal yang baru kutahu darinya,ternyata dia juga seorang westlifers, sama denganku, sesaat setelah aku tau tentang itu,aku mulai melunak padanya, bacaraku sedikit lebih halus pada filan,ya untuk menghargai karena dia westlifers. XD
                   Semenjak itu kami mulai akrab, ya setidaknya untuk sharing tentang westlife bersamanya.
          Setelah pulang sekolah, filan mengajakku untuk pulang bersama, aku tak mengiyakan tapi juga tak menolaknya, bahasa kerennya sih digantung! Hehe ^_^
          Ketika aku akan menuju pintu gerbang sekolah,kutemui basmah Nampak murung, entah apa yang terjadi, aku juga ta tahu, kuhampiri saja dia, aku ingin tahu siapa yang membuanya tak bersemangat seperti ini
“bas,kamu kenapa?”tanyaku dengan pelan
“aku sedih kak, mark. Aku melihat dia jalan dengan cewek lain!”jawbnya dengan sedih
“apa? Itu gag mungkin,kapan kamu lihat?”
“tadi saat istirahat kak!”
“udah tenang aja, nanti akan kakak nasehati dia!” hiburku pada basmah
          Aku lalu mengajaknya pulang bersama, aku tak peduli pada filan, biarin aja dia njamur nungguin aku, yang penting aku bisa melihat basmah bahagia.^_^
          Setelah mengantarkan basmah pulang,segera saja kutemui mark dirumahnya,kebetulan dia adalah tetanggaku,
“mark,kau apakan basmah?” tanyaku dengan marah
“ah, dia Cuma salah faham kak!” jawabnya enteng
“maksud kamu?”tanyaku semakin penasaran
“gini lho kak,aku it mau ngasih kejutan ultah buat dia,kan sebetar lagi dia ulang tahun!”jelasnya padaku
“ooh, gitu?”
“kakk bisa bantu aku kan”
“baiklah!”
Kami pun menysun rencana,untuk memberi kejutan pada basmah.
          Esok paginya, mark menggandeng teman sekelas basmah, Nicola, ya mark memang sengaja untuk membuat basmah envy,,
Benar saja ,basmah menangis, dia sedih karena dia merasa telah dihianati mark. Aku lalu menghampiri basmah,dan kuajak dia ditaman sekolah, kebetuan hari itu taman sekolah sedang sepi,jadi kubiarkan basmah meluapkan segala emosinya pada mark
          Dari semak-semak mark muncul membawa kue tart bertuliskan”Happy Birthday My Angel”
Dan sesaat setelah itu, balon2 muncul dari balik pepohonan, wow it’s so romantic. Mark menyanyi lagu selamat ulang tahun untuk basmah, dilanjutkan dengan menyanyi lagu I wanna grow old with u…basmah benar2 terharu, dia sangat bahagia. Tak henti-hentinya air mata jatuh dari pellupuk matanya. Sejenak kami dalam kebahagiaan.
SKIPPPP
          Seiring dengan berjalannya waktu,ku semakin saja akrab dengan filan, ya kami semakin dekat, “aneh,kenapa tiap ketemu mahluk NYEBELIN itu,aku seneng banget ya?” gumamku dalam hati
“dorrrr!” basmah mengagetkan lamunanku
“ya ampun,jantung kakk copot nih!”
“hayo,kakak lagi mikirin kak filan yah!”godanya padaku
“u.u gag!” jawabku ketus
“ah akui saja,kakak suka kan sama kak filan?”
“emhh,sebenarnya…ah gag tau deh!” jawbku malu
“ya udahlah kak akui saja!” bujuk basmah
“ah udahlah,kita pergi aja yuk,kakak traktir kamu es cream deh!” ajakku pada basmah sengaja memang untuk mengalihkan pembicaraan.
          Malam itu, udara begitu dingin,semilir angin malam membelai tubuhku, dari balik kegelapan, kulihat ada sesuatu yang bergerak, nyaliku jadi ciut,tubuhku bergetar,tentu saja aku merasa ketakutan, pikiranku sudah bercampur2, aku pun pergi keluar rumah, dan berdiri dipekarangan rumahku dan….
“ta,ristaa….” Suara aneh itu memanggilku
“sia..sisi siapa kamu?” tanyaku dengan gemetar
Tiba-tiba pemilik suara aneh itu muncul. Dan tanpa kuduga,tanpa kuterka,dan tak pernah kukira *aissLEBEYY dia adalah mahluk aneh yang bernama filan u.u 
“nyebelin banget sih kamu, bikin aku kaget!” gerutuku pada filan
“ya maaf,hehe” jawabnya seraya tertawa kecil
“ngapain sih loh,malem2 kesini?”
“ada yang mau gue omongin sama loe!”
“apaan?” tanyaku semakin penasaran
Tiba-tiba dia menyanyi lagu westlife yang berjudul “you  make me feel”
Dan diakhir lagu, dia mengungkapakan perasaannya padaku
“loe becanda ya? Gag lucu!” aku memarahinya
“ah, kamu ini, I’m serious!” jawbnya polos
“oo” jawaban singkat dariku
“kok Cuma oo, so gimana?”
“apanya?” aku balik bertanya
“yang itu tadi, kamu mau gag jadi pacarku?”tanyanya dengan serius
“tunggu besok aja yah, aku mau tidur dah malem, kamu pulang aja!”jawabku, lalu pergi meninggalkan filan
***
          Sepanjang malam itu, aku gag bisa tidur, aku bingung mau ngasih jawaban apa pada filan, “ah menyebalkan. Lebih baik aku minta saran aja sama basmah” suara hatikupun demikian
          Setelah kuceritakan apa yang terjadi padaku dan filan, basmah menyuruhku jadian sama filan, tapi aku masih ragu,dengan perasaanku ini.
          Pagi itu adalah hari yang menyebalkan bagiku,kebingunganku semakin memuncak tatkala kutemui filan sedang menungguku didepan kelas. Dia menghalangiku masuk kelas,
“aiss,aku mau masuk kelas!”bentakku padanya
“kamu inget kan?”
“apaan?” aku pura2 bodoh, *untunggagbodohbeneran haha
“yang tadi malem itu?”tanyanya dengan mimic muka galau *ceilah
“ohh,ntar aja deh kalau dah pulang sekolah! Sekarang kamu pergi!” jawabku dan mendorong filan keluar
          Saat pulang sekolah, filan sudah menungguku, ya terpaksa,aku tak bisa menghindar darinya u.u. dia lalu mengajakku kehalaman belakang sekolah
“so, gimana?”tanyanya
“emm, baiklah!” jawabku datar
“baikalah? Kamu nerima aku?”
Aku hanya mengaggukan kepala,tanda setuju. Filan Nampak sangat bahgia, tak pernah kulihat dia sebahagia ini sebelumnya.
***
          Saat itu kulihat jam baru menunjukkan pukul 3 pagi, aku baru saja mengalami mimpi aneh,dan tak ingin itu benar2 terjadi. Aku bermimpi kalau kak lasslie udah meninggal 5 bulan yang lalu, aku merasa sangat ketakutan,karena udah 5 bulan terakhir ini aku tak mendengar satu beritapun dari kak lasslie,terakhir yang kudengar dia telah sembuh dan ingin berlibur keINDONESIA.
          Hari itu memang hari libur, istilahnya masa tenang mendekati ujian nasional, yap tak terasa aku udah hampir lulus, dan tak lama lagi aku juga akan berpisah dengan basmah T_T. makannya mumpung masih  ada waktu aku bermain kerumah basmah, kuceritakan mimpiku semalam padanya, kulihat raut kekhawatiran berselimut diwajah cantiknya itu, dia tak kalah khawatirnya denganku.
“kak, kakak ngerasa aneh gag sih sama kak lasslie?”
“iya bas,kayaknya ada yang gag kita tahu tentang kak lasslie.”
“aku takut mimpi kakak jadi nyata!”
“ah jangan berfikir seperti itu!”jawabku menenangkan basmah
*SKIPPPPP
          Satu bulan setelah mimpi itu, berarti juga aku telah melalui ujian nasional, hanya tinggal menunggu pengumuman kelulusan. Aku semakin tak tenang, selain was2 dngn hasil ujian nasionalku karena aku juga tak menemukan satupun kabar dari kak lasslie,tiap aku pergi kerumah tantenya, pasti jawabannya tetap sama kak lasslie baik2 aja, tapi ada yang aneh, 6 bulan lalu tante dan om kak lasslie pergi keparis, selama 2 minggu, entah apa yang mereka sembunyikan, kucoba untuk mengetahuinya, dan kucoba pula untuk menyelidikinya -_-
          Ketika itu aku berkunjung kerumah tante kak lasslie, aku kaget karena melihat adik kak lasslie Barbara berada disana, namun aku juga gembira, kukira kak lasslie ikut bersamanya tapi ternyata tidak
“hei, arista!”sapanya
“hei Barbara” balasku
“arista,can u call basmah to come in here!”
“ok, I can.”
          Setelah basmah datang, Barbara mengumpulkanku dan basmah dikamar kak lasslie, aku heran apa yang sedang terjdi.
          Barbara akan menceritakan sebuah kenyataan pahit padaku juga basmah
*FLASHBACK 6 bulan lalu
          “Kak lasslie masih terbaring lemah dirumah sakit usai menjalani operasi pada paru2nya, setiap hari dia menangis karena rasa sakit luar biasa dalam dirinya, mommy dan daddy kak lasslie tak bisa melihat kak lasslie semenderita ini, mereka beretekat untuk mengabulkan keinginan kak lasslie apapun itu,kecuali datang keindonesia, karena itu memang tak mungkin. Ketika itu kak lasslie sangat ingin bertemu denganmu dan basmah, tapi dia juga tak mau membuat kami khawatir, kak lasslie lalu mengurungkan niatnya untuk bertemu denganku dan basmah. Satu yang dia inginkan selain itu, ya kak nico, dia ingin bertemu kak nicho untuk yang terakhir kalinya, kebetulan, kak nickho sedang ada diDUBLIN bersama keluarganya, segera setelah mendapat kabar itu, kak nickho langsung terbang keparis, hanya untuk beretemu kak lasslie. Setelah kak nicho sampai dirumah sakit dia langsung memeluk kak lasslie penuh cinta dan kerinduan, kak nicho tak kuasa menahan air matanya yang membajiri setiapsudut wajahnya itu.
“nicho, do u know, I love u!” kak lasslie mengungkapkan perasaannya pada kak nicho
“I love u too lasslie!” jawab kak nicho, dengan tangisannya
“nice, I’m sorry if I have a grow with u, I wanna go!” ucap kak lasslie seraya memegang tangan kak nicho
“no, please don’t go, I can’t live without u!” tangisan kak nicho semakin menjadi-jadi.
          Setelah berhasil mengungkapakn perasaannya pada kak nicho,kak lasslie pergi untuk selamanya, ya dia meninggalkan kami semua. Dia membuat banyak orang menangis dengan kepergiannya.” Cerita Barbara itu membuatku dan basmah lemas, kami menangis kami bersedih. Aku tak dapat lagi berbicara, dadaku semakin sesak namun aku tau kak lasslie tak ingin melihat kami seperti ini,maka kucoba untuk kuat dan bertahan.
Barbara menyerahkan sepucuk surat, dan 2 buah benda kesayangan kak lasslie padaku dan basmah, 2 boneka teddy bear yang didadanya bertuliskan ALB. Aku memeluk boneka itu erat2, kuanggap dia pengobat rasa rinduku pada kak lasslie, aku dan basmah membaca surat itu
for my  best friend arista and basmah
“I’m sorry karena aku tak pernah jujur  pada  kalian  tentang  keadaanku  yang  sebenarnya.  Mungkin  ketika  kalian membaca  surat  ini,  aku  udah  pergi  jauh.  Satu  yang  perlu  kalian  tau,  aku  sangat  menyayangi  kalian, selamanya  sampai  ajal  menjemputkku.  Don’t forget  me guys, we  are  ALB. Selamat  tinggal sahabtku.
Lasslie
          Air mataku tak henti2nya menetes, aku tak menyangka kak lasslie telah pergi selamnya dari hidupku. “tuhan ampunilah segala kesalahan kak lasslie,selama dia hidup maafkanlah dia tuhan,kumohon!” doaku untuk kak lasslie tercintaku
Skippp
          Siang itu filan mengajakku untuk bertemu, aku sudah menolaknya,aku masih merasa sedih,karena aku baru tau kalau kak lasslie udah tiada. Tapi filan tetap memaksa, ya dengan terpaksa kau mengiyakan. Kami pun bertemu dirumah es cream langgananku dengan basmah jg kak lasslie.
“aku mau ngomong sesuatu sama kamu”
“apa?”tanyaku
“aku akan melanjutkan kuliahku diINGGRIS!” jawabnya
“apa? Aku gag percaya!”
“aku serius ta!” dia meyakinkanku
“tapi kenapa kamu tega, aku baru aja kehilangan kak lasslie,dan sekarang kamu mau pergi ninggalin aku!” jawabku seraya menangis
“maaf, ini kemauan daddyku!” jawabnya dengan muka tertunduk
“baiklah, kalau begitu kita putus aja!”
“ta,tapi, aku gag mau putus sama kamu!”
“jika memang kita jodoh, kita pasti bisa bersama. Hubungan jarak jauh itu gag enak fi!” air mataku semmakin tak dapat kubendung
“baiklah,jika itu kemauannmu!” jawab filan datar
          3 minggu setelah pengumuman kelulusan, filan segera berangkat keinggris, dia memang anak yang pintar, filan berhasil masuk universitas elit diinggris, dan masuk jurusan bisnis. Maka pagi itu, aku mengantarkan filan kebandara,untuk sekian kalinya aku melepas kepergian orang yang kusayang, pelukan hangat terakhirnya mendekap tubuhku, kurasakan pakaianku basah karena linangan air matanya. Setelah memelukku, fialan bergegas pergi memasukki pesawat,dia melambaikan tangan padaku. “Too hard to say goodbye, filan. Selamat tinggal” teriakku padanya
“goodbye, I’ll always miss u my little fairy” kata2 terakhirnya padaku
          Setelah kak lasslie pergi. Dan filan juga pergi,aku berusaha untuk bangkit dari kesedihan. Aku mulai menjalani hidupku seperti biasa,walau sudah berbeda sekolah dengan basmah, kami masih tetap bersahabat selamanya, aku bahagia karena hubungan basmah dan mark semakin erat, kuharap mereka tak pernah saling menyakiti selamanya. Aku akan tetap menunggu filan,sampai dia kembali nanti dan aku tak kan pernah melupakan kak lasslie agnes.
Cause we are ALB forever.
ENDDDD……….

Notes: cerbung ini sengaja kubuat untuk mengenang LASSLIE AGNES, yang kini telah hilang dari hidupku juga BASMAH. Too hard to say goodbye

Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Popular Posts

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © iBz | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com