iBz

ink down the beautiful

Tuesday, March 18, 2014

Nenek Pemungut Daun


Alkisah  pada sebuah kota di Pulau Madura,terdapat seorang nenek yang kesehariannya bekerja sebagai penjual bunga campaka disebuah pasar.
            Seperti kebiasaan setiap harinya usai berjualan sang nenek selalu menyempakan diri mampir ke Masjid Agung yang terdapat di kota itu.dengan berjala kaki walau jaraknya cukup jauh. Ia kemudian berwudhu,masuk ke Masjid dan melakukan solat dhuhur. Setelah dzikir dan berdoa sekedarnya, ia segera keluar dari masjid dan membungkuk-bungkukan badannya di halaman Masjid. Untuk apa? Si nenek dengan sabarnya mengumpulkan daun daun yang berserakan di halaman masjid tersebut.
          
  Pada suatu hari, seperti biasanya sang nenek datang dan kangsung masuk Masjid. Bewudhu’ dan melanjutkan kebiasaan rutinnya,betapa terkejutnya ia. Sebab tak ada satu lembaranpun daun yang berserakan disana. Ia kembali lagi ke Masjid dan menangis dengan sesenggukan dihadapan jamaah. Ia mempertanyakan mengapa daun daun itu sudah dibersihkan sebelum kedatangannya. Para jamaah mencoba menjelaskan bahwa mereka merasa kasian kepadanya sehingga mereka mendahului membersihkan sebelum kedatangannya si nenek.
“Jika kalian kasian kepada saya, maka berikankesempatan kepada saya untuk membersihkannya! Biarkan saya yang membersihkan” Pinta nenek tersebut.
Singkat cerita, akhirnya sang nenek dibiarkan mengumpulkan dan memebersihkan dedaunan itu seperti biasanya. Karena orang orang pada penasaran dengan kelakuan nenek tersebut, maka saah seorang kyai diminta untuk menanyakan kepada nenek tersebut begitu semangat untuk membersihakn dedaunan itu. Maka bertanyalah sang Kyai. Akan tetapai perempuan tua itu hanya mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat:
Pertama : Hanya Kyai yang mendengarkan rahasianya.
Kedua : Rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. (sekarang sang nenek telah meninggal dunia dan kita dapat mendengarkan rahasianya tersebut)
Setelah sanga Kyai berjanji,maka berkatalh si nenek:
“Saya ini perempuan bodoh Pak Kyai” tuturnya.
“Saya tau amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalakan. Yang saya tau, saya tidak mungkin selamat pada harikiamat dan diakhirat tanpa mendapat syafaat Nabi Muhammad SAW. Setiap kali saya mengambil selembar daun,saya mengucapkan setu shalawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati saya ingin dijemput Sang Nabi. Memberi syafaat kepada saya. Biarlah semua dedaunan itu bersaksi bahwa saya telah membaca shalawat kepadanya” Tambah nenek tersebut.
Sang Kyai hanya mampu tertegun mendengarkan cerita nenek tersebut. Seakan tidak percaya dengan apa yang telah didengarnya. Perempuan tua yang hanya dari sebuah kampong itu,tidak saja telah mengamalkan dan mengungkapkan rasa cintanya kepada Rasulullah SAW dalam bentuknya yang tulus. Ia juga telah menunjukkan sifat rendah hati dihadapan manusia dan tadharru’ (kerendahan diri Hadirat Tuhannya),serta pengakuan akan keterbatasan amalnya. Lebih dari itu ,ia juga memiliki kesadaran spiritual yang tinggi,yang amat luhur.

Ia sadar bahwa dia tidak dapat hanya mengandalkan amalannya untuk dapat selamat di akhirat kelak. Dia sangat bergantung pada Rahmat Allah SWT. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat di semesta ala mini salain Rasulullah? Sehingga syafaat dari Rasulullah itulah yang sangat ia harapkan. 

0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Popular Posts

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © iBz | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com